"Sudah ke Pengadilan Agamanya?" tanya Arga pelan. Windu menggelengkan kepalanya pelan. "Belum." singkat sekali Windu menjawab. Beberapa hari ini, Windu memang malas berinteraksi dengan orang lain. Jangankan dengan Arga, dengan Ibunya pun tidak semua pertanyaannya di jawab dengan baik oleh Windu. "Untuk apa ke Pengadilan Agama? Sidah kau pikirkan baik -baik?" tanya Arga pelan. Ucapannya sama persis dengan ucapan Ibu Windu kemarin. Windu hanya bisa mengangguk pasrah. "Sudah." jawabannya begitu singkat dan tegas. "Ku beritahu. Aku lelaki yang menyukaimu. Tentu mendapatkan kabar kau ingin menggunggat cerai suami kamu, aku senang sekali. Tapi, aku sebagai teman, hanya ingin kamu berpikir dua kali, sebelum semua itu terlambat dan kamu mneyesal," ucap Arga menasehati. "Menyesal? Menyesal k