Suasana siang ini begitu dingin, hujan turun dengan lebatnya dan aku memilih untuk menemui Marc di tempat biasa kami bertemu. Entah sudah berapa tahun kami tidak saling bertemu sapa, pria yang ku pikir bodoh itu terlalu licin untuk digenggam. Tidak menunggu lama Marc datang dengan wajah penuh dengan senyuman. Pria gila itu, aku kesal setiap kali ia menghubungi Vhena. "Jadi, bagaimana bisa kau bertemu dengan Vhena?" "Kau langsung pada intinya, huh?" Marc tertawa kecil, sepertinya ia sedang tidak ingin berbasa basi. Pertama, aku harus mengetahui mengapa Vhena ingin menjauhi Marc dengan menggunakan namaku. Kedua, apa yang Vhena takutkan dari Marc sehingga ia meninggalkan Marc. Dan ketiga, mengapa Marc tidak ingin pisah dengan Vhena. Dengan mengetahui semua itu, mungkin aku akan mendapatka