"Pipimu merah sekali." Bisik Blair. Gadis itu saat ini sedang berada di dalam pelukannya Romeo. Mereka duduk di sofa hotel, dengan makanan yang ada di depan mereka. Sedari tadi, Romeo memang memeluknya, namun wajahnya muram dan terlihat kesal sekali. "Apakah kamu dan Maira baik baik saja?" tanya Blair. Ia mengusap rahangnya Romeo. Kemudian menyuapi laki laki itu dengan penuh kasih sayang. Percayalah Blair merasa kesal, karena Kumaira menampar kekasihnya itu. Blair sangat mencintai Romeo, dan ia tidak suka ada orang lain yang menyakiti kekasihnya tersebut. "Baik, dia memang tidak bisa diatur." keluh Romeo. "Aku rasa, Kumaira itu sudah dewasa. Kenapa memangnya kalau dia naik motor. Aku rasa, tidak apa apa sih, kamu jangan berlebihan. Kumaira memiliki hak untuk menentukan hidupnya." uj

