Jilid II - 26: Kena Mental

1477 Kata

"Kamu ...." Nara tak bisa berkata-kata lagi melihat Awan yang kumal sekarang, habis jatuh di genangan air. Bukan karena hujan, tetapi air itu ada di halaman sebab tanah kering diguyur pakai selang, air keran. Tanahnya berlubang. Bola menggelinding ke sana dan Awan tergelincir begitu saja. Heran, sudah besar, tapi masih saja jatuh. Efek mau punya anak, kata Papa Sakha ngawur meledek Awan. Awan pun meringiskan kata maafnya. "Nanti aku yang cuci, Ai." "Gak usah. Nanti minta ART Mama aja buat cuciin." Ainara menggiring Awan ke kamar mandi dengan handuk di tangan. Tadi ketika Awan sudah bersih-bersih di keran halaman, dia langsung masuk rumah lewat pintu samping. Nara yang semula di balkon sampai turun melihat suami bocahnya betulan kayak bocah, basah kuyup. Pasti disemprot air selang oleh

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN