26. Dingin, tapi Manis

2002 Kata

Sepertinya memang ada sesuatu yang terjadi dengan Dokter Arga. Beberapa hari ini aku lihat dia agak murung. Dia yang pada dasarnya sudah pendiam, kini jadi semakin pendiam. Aku tidak tahu seberpengaruh apa Dokter Elin di mata petinggi rumah sakit ini. Sampai-sampai, Dokter Arga kena getahnya. Padahal, jelas-jelas dia tidak salah. Dokter Elin saja yang terobsesi padanya. Namun, memang, ini hanya asumsi liarku saja. Bisa jadi benar, bisa jadi salah. Meski begitu, asumsiku tetap berdasar. Tentu, ini masih berhubungan dengan penuturan Jani dan Mita tempo hari. “Makan, Ris!” Aku tersentak ketika tiba-tiba ada dua box makanan di depanku. Fikri datang lengkap dengan senyum khasnya. Sepertinya aku belum pernah menggambarkan seperti apa fisik temanku yang satu ini. Fikri memiliki kulit antara

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN