“Ehm! Ada yang bikin silau, kayaknya!” Gerakan tanganku seketika terhenti. Aku yang tadinya baru saja menutup pintu samping, langsung menoleh ke arah sumber suara. “Eh, Mama. Kok belum tidur, Ma?” “Kalau kamu belum pulang, Mama belum bisa tidur.” “Ini aku pulang. Jadi, Mama segera tidur aja—” “Tunggu dulu!” Mama kini menghampiriku dan langsung meraih tangan kiri. Aku sudah menarik diri, tetapi beliau menahan semakin kuat. Beginilah Mama. Kalau sudah terlanjur penasaran, biasanya tidak mau berhenti sebelum mendapat kejelasan. Kalau tidak salah ingat, aku pernah menyinggung tentang ini sebelumnya. “Dari Arga, ya, Ris?” “Dari tukang kebun rumah sakit—” “Yang bener aja kalau jawab!” “Ya lagian udah jelas. Dari siapa lagi kalau bukan dia?” “Cantik banget, Ris.” “Mama ke mana aja, s

