Tidak terasa, seminggu berlalu. Rasanya Vivi masih sangat betah tinggal di rumah ini. Pagi-pagi sekali rumah keluarga Khainafian ini digegerkan dengan suara gaduh yang berasal dari kamar Ridho. Ibu yang baru saja hendak mengetuk pintu kamar putranya terhenti tatkala sang putra lebih dulu membuka pintu kamarnya. “Bu, ada minyak kayu putih?” Tanpa menjawab, sang ibu segera beranjak dari hadapan Ridho dan mengambilkan apa yang diminta oleh putranya. Memasuki kamar pribadi sepasang suami-istri itu, ibu dikejutkan dengan kondisi wajah pucat Vivi yang mengusap bibirnya. Wanita paruh baya itu membantu memapah Vivi yang hendak duduk di ranjang. Ibu kemudian bertanya sembari menggenggam tangan Vivi, “Kamu kenapa, Nduk? Masuk angin?” “Iya Bu sepertinya..” jawab Vivi dengan begitu lemah. “Le