“Kak Jay mirip kok ama ibu dan bapak...” jawab Kanaya sedikit grogi. “Ichh...pa’an sih kamu, Kay? Masa manggil ibu dan bapak? Udah berasa orang lain aja, ya gak Dad?” tanya sang mama menggoda kekasih putranya dengan memasang wajah manyun. “Iya-nih, manggilnya mommy and daddy dong, harus di biasakan setiap hari, Kay. Kalau lupa ya ulangi lagi, ya gak Jay?” lempar sang ayah sembari menatap putra kesayangannya. “Hah? Apa’an sih mommy and daddy? Udah yuk sarapan, kita mo ada acara di luar nih..” jawab Jay dengan mata sebelah mengerling kearah Kanaya. Kanaya hanya tertunduk malu, jujur jauh di lubuk hatinya dia merasa bahagia karena berada di tengah-tengah keluarga kaya raya yang hangat. Kehangatan yang telah lama tak di dapatkannya. Dan dia merasa perjalanan hidupnya yang membawanya menge

