“Kaga ngomong apa-apa, Kak. Kakak salah denger kali…” ucap Kanaya sembari memejamkan matanya karena takut ketahuan berbohong. “Ya—ya-ya…gue salah denger, terus aja gitu, ya? Pinter ngebo’ong…” Mendengar kalimat sang majikan membuat Kanaya nyengir kuda. “Ma—af…” ucapnya pada akhirnya, membuat Jay tak sanggup lagi marah. Di saat seperti itu ponsel Kanaya berdering, membuat Jay menoleh menatap Kanaya penasaran akan siapa gerangan yang menghubungi sopir pribadinya. “Kok, kaga lo angkat?” ucap Jay melihat Kanaya tak merespon sama sekali melihat ponselnya yang berdering di balik saku celananya. “Ahh, biar ajalah Tuan. Palingan juga Leony. Tar aja, jadi ini kita langsung masuk Tuan?” tanya Kanaya sembari mengalihkan pandangan matanya kearah lain. “Gue bilang angkat! Berisik daritadi bunyi

