FS • 54

735 Kata

LAV tak kuasa mengeluarkan air mata saat melihat Nisa berdiri di depannya. Dia langsung memeluk sahabatnya itu dengan erat, menyorokkan kepalanya di sisi kanan leher sahabatnya dan mulai menangis dengan mata terpejam. Nisa tak kuasa menahan tawanya. Dia ingin menangis, tapi dia lebih memilih tertawa daripada menambah suram suasana mereka sekarang. Lion mengeluarkan decakan. Laki-laki itu memalingkan pandangan dan lantas pergi tanpa berniat berkumpul dengan teman-temannya. Sama seperti dulu, Lion akan sibuk dengan dunianya sendiri dan hanya menyisakan mereka bertiga yang selalu berkumpul. Lav menatap kepergian itu dengan wajah pedih. Padahal ia sedikit berharap bisa menyimpan memori tentang ingatan terakhirnya bersama teman-temannya. Namun, dia hanya bisa menelan semuanya bulat-bulat. T

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN