Nathan melihat Alea menangis sambil berdiri. Ibunya terus memaki Alea dan seorang laki-laki paruh baya itu tetap diam di dalam sana. Nathan tidak mengerti apa yang terjadi sampai ibu Alea bisa sekasar itu pada putrinya sendiri. "Alea, kita pergi dari sini ya," kata Nathan dengan lebih lembut kali ini. Alea tidak menjawab. Dia hanya ikut saja ke mana Nathan membawanya. Di dalam mobil pun Alea masih menangis. Nathan tidak berani mengganggu, dia hanya sesekali melihat Alea. "Lea kening kamu, kita obati dulu ya?" Nathan mengusapkan tisu di kening Alea yang terluka. Alea sedikit meringis saat tangan Nathan menyentuh lukanya. "Eh, maaf sakit ya. Sorry ga sengaja," kata Nathan. Mobil berhenti di depan sebuah apotik. Nathan menyuruh supirnya untuk membeli obat luka untuk Alea. Alea masih