POV Anyelir Tentu saja aku tak akan menerima hadiah pemberian dari Adi. Aku tak ingin menerima apa pun lagi dari pria itu, kecuali nafkah bulanan untuk Lathif dan Reza. Karena memang hal itu sudah menjadi kewajiban Adi sebagai ayah Lathif dan Reza. Melihat tas milik Adi yang tergeletak di tenda, aku pun berencana mengembalikan hadiah tersebut di dalamnya. Dengan lancang kubuka tas bermerek milik Adi. Aku sudah akan meletakkan kado pemberian Adi ini ketika mataku terfokus pada wallpaper di ponsel Adi. Di sana terdapat foto wajahku yang dipotret dari arah samping. Kalau tidak salah ingat, melihat dari background foto, foto itu diambil ketika sedang perayaan ulang tahun Amirah yang pertama. Rupanya Adi memotretku secara diam-diam. “Anyelir, ada yang bisa kubantu?” Aku berjengit kaget saa