Jamal menatap tajam ke arah Lidya. ”Dasar otak kamu! Mesvm aja ingatannya. Kamu pikir, tuan Delon selera lihat kamu?!” Jamla mendengkus kesal, dia baru saja hendak beranjak berdiri dan menjauh dari Lidya. Tapi tangan sang sekretaris dengan sigap menyentuh daerah sensitif miliknya. Dan dengan spontan, bereaksi selayaknya pria normal lainnya. ”Nih! Buktinya. Lidya tahu, pak Jamal kurang suka Lidya. Karena bapak kawatir, Lidya lebih menonjol dari bapak. Tapi, lihatlah. Sebenci apapun seorang pria. Dia tidak akan bisa menolak nalurinya. Lelaki selalu butuh sentuhan. Dan Lidya tahu, tuan Delon sudah sangat lama sekali tidak pernah menyentuh istrinya bahkan sejak beberapa minggu menikah…” bisik Lidya lagi sambil meremas milik Jamal yang sudah mengeras. ”Si4lan, kamu!! Beraninya kamu bertingka

