“Ayang, kita langsung ke hotel tempat acara syukuran pernikahan besok dihelat ya.Orang tua kita dan saudara saudara udah pada disana. Rencananya kita bakal makan bareng sekaligus perkenalan keluarga.” Kata Rey setelah penandatanganan surat surat selesai dilakukan, mereka hanya berdua di dampingi oleh asisten papi Rayhan di Abimanyu grup dan asisten Reyvan di Alchemic grup, sekaligus sebagai saksi.
Asisten papi dan asistennya langsung naik mobilnya masing masing setelah mengucapkan selamat kepada kedua mempelai, surat surat semuanya juga sudah beres mereka urus, jadi tinggal menunggu pemberkatan dan juga pesta perayaan yang rencannya bakal dimajukan 2 minggu lagi di Jakarta.
“Oh saudara saudara abang juga datang?” tanya Jani lagi. Mereka juga langsung masuk ke dalam mobil Rey karena mereka sudah ditunggu juga untuk makan siang bersama di hotel Five star milik keluarga Rey.
“Iya, kata papa Arya, saudara kamu juga datang, mereka semua nanti akan nginep di Fivestar hotel milik Abimanyu grup, besok kita bakal pesta syukuran pernikahan di ballroomnya.” jelas Rey sambil mengemudikan mobilnya menuju hotel Five Star.
“Kan cuman pemberkatan dan syukuran kan bang, yang acara di sini besok?” kata Jani lagi.
“Huum, undangannya cuman 1000 kok ayang!” kata Rey dengan santai. Tapi jawaban calon suami.. eh suaminya itu tak urung membuat Jani kaget histeris.
“1000 bang?” tanya Jani, netranya membulat sempurna karena terkejut.
“Iya, sayang! Itu cuman saudara ama rekan kerja yang kolaborasi sama Abimanyu, Alchemic dan Adinata grup kan? Ehm apa ada teman kamu atau siapapun yang ingin kamu undang? Atau menurutmu ada yang kurang?” sahut Rey dengan gugup, ia pikir istrinya marah karena undangannya hanya 1000 orang.
“Ishh, banyak banget? Jadi kalau pas pesta pernikahannya berapa yang diundang dong?” tanya Jani dengan raut kesal membayangkan ia harus berdiri ber jam jam, pasti akan membosankan banget.
“Mungkin kalau pas pesta pernikahan bisa 10.000 an kali, ayang.”sahut Rey lagi.
“Hah?Haduh Bang! Kayaknya Jani ga sanggup kalau harus berdiri menyambut tamu yang jumlahnya segitu banyaknya.” Kata Jani sambil manyun, sehingga wajahnya yang cantik tampak menggemaskan.
“Ha ha ha abang pikir undangan segitu bagi kamu sangat kecil?” sahut Rey sambil tertawa kecil sambil mengusap kepala istrinya dengan sayang.
“Ngarang ah, abang! Sapa yang mau berdiri berjam jam kayak boneka mannequin?” cebiknya kesal.
“Yaudah nanti abang bilang sama papa dan papi ya kalau kamu maunya ga usah banyak banyak.” Kata Rey menenangkan.
***
“Aduh pengantin baru, gimana rasanya?” tanya Alex, sahabat Reyvan yang ikut datang di acara syukuran itu. Ya iyalah, Alex, Reyvan dan Rico adalah Trio most wanted dari semenjak dari high school sampe sekarang, emang sih Reyvan menduduki peringkat pertama dari Trio most wanted itu.
“Belum belah duren, Lex!” sahut Rico dengan tawanya yang menggema, membuat wajah Jani merona karena malu.
“Heh! Bisa ga tuh mulut disekolahin?” tanya Reyvan sedikit jaga image dihadapan Jani, maklum sedikit pencitraan.
“Halah, kayak sendirinya alim. Dah sekarang kenalin tuh istrinya dulu, siapa ya gadis yang bisa naklukin pria dingin sekaligus perjaka tua, macam Reyvandra Abimanyu.” Kata Enrico dengan tatapan mengarah ke Anjani yang masih kelihatan polos.
“Hai, nama kamu siapa?” tanya Alex sambil mengulurkan tangannya hendak berkenalan dengan Anjani.
“Hai juga, aku Anjani Hadinata.” Katanya sambil tersenyum dan mengulurkan tangannya hendak bersalaman dengan Alex tapi buru buru ditepis dengan tangan Rey.
“Ga usah salaman juga kalau mau kenalan.” Katanya dengan posesif.
“Ya ampun, cemburu amat sih? Aku hanya kenalan bro!” sungut Alex dengan nada kesal membuat Rico dan Reyvan terbahak.
“ Bukan begitu, aku hanya takut kalau istri saya kudisan begitu salaman dengan kamu!”
“Emang kamu pikir aku bawa penyakit kulit?” sergah Alex dengan kesal, sedang yang lain hanya tertawa tawa melihat reaksi dan raut kesal di wajah Alex.
“Sudah sudah, bang! Kamu jangan godain teman kamu dong! “ kata Jani melerai karena melihat Alex yang memerah wajahnya diketawain sahabat sahabatnya.
“Tuh istri kamu aja punya hati. Dasar teman teman ga punya akhlak!”
“Ha ha ha maaf deh! Yuk kita makan saja daripada kamu marah marah melulu.” Ajak Reyvan sambil menarik bahu Alex dan mengajaknya masuk, sedangkan tangan yang lain menggandeng Jani dengan posesif.
“Ayang, ini cuman makan makan bisa. Acara syukurannya besok kok, jadi kamu bisa istirahat dulu nanti.” Jelas Rey yang melihat istrinya yang tampak gugup.
“Abang, habis dari sini kata mama nanti Jani harus ke kamar dulu, buat fitting gaun yang buat acara besok.” Kata Jani lagi.
“Iya nanti barengan aja sama aku, soalnya kan bajunya itu sepasang.” kata Rey sambil menyuapkan makanan ke mulut istrinya, agar istrinya segera makan.
“Ish abang! Malu tau!” kata Jani malu malu karena menerima suapan dari suaminya.
“Aduh aduh, yang lain pada ngontrak ya? Dunia kok jadi serasa milik berdua sih!” kata Alex dan Rico bebarengan.
“ Ganggu aja!” sergah Rey yang kesal dengan sahabatnya.
“Jani, kamu ga punya temen yang cakepnya dan polosnya kayak kamu ga?” tanya Rico sambil menatap Anjani dengan intens, hingga Rey terasa dibakar api cemburu, padahal ini sahabatnya dari kecil.
“Temen Jani itu masih melanjutkan kuliah ke luar negeri, kak!”
“Hah? Jadi kamu itu usianya berapa?” tanya Rico yang gak ngeh kalau Anjani itu masih kecil.
“19 tahun, kak! Jani kan baru be berapa bulan yang lalu lulus SMA. “ jawab Jani dengan nada enteng, tapi jawaban itu membuat Rico dan Alex memandangi Anjani dari atas sampai bawah dan kemudian memberi kan tatapan menuduh kepada Reyvan.
“Apaan si?” tanya Rey yang salah tingkah di tatap sedemikian rupa oleh sahabatnya itu.
“Kamu p*****l? Ini masih kecil bray!! Kamu udah tua!” sahut Alex dengan kesal, karena sahabatnya itu bisa mendapatkan daun muda yang cantik dan masih polos.
“Heii, kamu kan tahu masalah apa yang mendasari hingga aku menikahi Jani secepatnya. Lagian aku juga masih kelihatan muda kok! Cocok sama Jani!” bela Rey dengan nada kesal karena diejek tua oleh Alex.
“Umur kamu tuh 29 tahun sebentar lagi kepala 3 dan kamu dapet usia 19 tahun! Yah mungkin dikit lagi 20 tahun !”teriak Alex sehingga banyak orang dan saudara yang melirik kearah mereka, untung saja suasana agak ramai jadi gak terlalu kedengaran apa yang sedang di perdebatkan.
“Shut up, jangan keras keras.” Kata Rey sambil membekap mulut Alex yang sudah teriak teriak.
“ Kamu gila, Rey.”kata Rico sambil menggelengkan kepala.