Pagi di kota kecil itu terasa lebih sunyi dari biasanya. Udara masih dingin, dengan aroma tanah basah yang menenangkan. Shinta duduk di tepi ranjang sederhana, menatap sinar matahari yang menembus tirai tipis kos barunya. Tempat itu kecil, hanya satu kamar dengan dapur mungil, tapi cukup untuknya memulai dari awal. Sudah seminggu sejak ia pergi dari rumah itu rumah yang dulu penuh kenangan, tapi belakangan terasa seperti penjara. Kadang, setiap malam, ia masih terbangun oleh mimpi buruk: suara Raka yang marah, wajahnya yang dingin, tatapan yang tak lagi mengenal. Tapi saat membuka mata dan mendapati kesunyian yang damai, Shinta tahu, mungkin ini keputusan paling benar yang pernah ia ambil. Ia bekerja di toko bunga milik seorang janda tua bernama Bu Reni. Awalnya hanya membantu menyusun

