Bab 61 - Saat Pintu Itu Terbuka Lagi

785 Kata

Sore itu langit berwarna oranye lembut. Matahari perlahan merunduk di balik pepohonan, sementara udara membawa aroma tanah yang baru saja disiram hujan. Raka memarkir mobilnya di halaman rumah yang sudah lama terasa seperti tempat singgah, bukan rumah. Namun entah kenapa, hari ini ia ingin pulang lebih cepat dari biasanya. Ketika ia menapaki teras, suara piring dari dalam rumah menyambutnya samar. Tak ada musik, tak ada televisi yang menyala—hanya bunyi sederhana yang entah kenapa terasa menenangkan. Ia menelan ludah, jantungnya berdetak pelan tapi kuat. Saat pintu terbuka, aroma masakan rumahan langsung menyapa. Tumis kangkung, sambal terasi, dan ayam goreng—menu sederhana yang dulu sering Shinta masak di awal pernikahan mereka. Raka berdiri di ambang pintu, mematung sesaat, seolah wakt

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN