Daniel duduk meringkuk di sudut tembok rumah sakit dengan tangan serta pakaian yang berlumuran dar4h. Tubuhnya bergetar hebat dengan sorot mata yang terus menatap lurus ke arah pintu ruang operasi di hadapannya. “Dia akan baik-baik saja Alviano,” ujar Arseno yang ikut berjongkok di samping Daniel sambil menepuk pelan bahu pria itu, berharap hal tersebut bisa sedikit menguatkannya. Dari ujung lorong rumah sakit, terlihat tiga orang wanita yang berlari ke arah Daniel dan Arseno. Mereka adalah Yuliana Rastanti, Yasinta Andaran serta Nani yang menemani mereka. Yuliana segera berlari menghampiri Daniel dengan Nani yang memegangi wanita itu. Ia terlihat begitu rapuh dengan raut wajahnya yang pucat pasi karena syok serta khawatir di saat yang bersamaan. “Bagaimana keadaan Zeva, kenapa dia b