Gisna kembali terbangun. Jam di dinding kamar menunjukkan pukul delapan. Jendela kamar sudah sepenuhnya ditutup gorden tebal. Ia merasa haus, dan gelas di atas nakas sudah kosong. Gisna bangun dari tempat tidurnya hendak berjalan ke dapur. Namun saat hendak berbelok ke dapur, ia bisa mendengar obrolan yang berasal dari ruang keluarga. "Amma gak mau tahu. Bagaimanapun caranya, kamu harus membereskan semua masalah ini." Itu suara ibu mertuanya. "Adskhan sudah berusaha menutup portal berita. Tapi sebagian berita sudah tersebar lewat akun pribadi. Jadi lebih sulit untuk menahannya." Gisna mendengar suara Adskhan juga. Kesimpulannya adalah mereka sedang membahas berita yang tadi siang Gisna baca. "Bagaimana dengan stasiun TV? Akun jejaring sosialnya? Wanita itu bahkan sudah mengupload banyak