Lucas tertunduk lesu. Ia menyandarkan punggungnya ke tepian tempat tidur. Ia memeluk lututnya dan menyandarkan dahinya diantara kedua lututnya. Dadanya begitu sakit. Air matanya sudah tak bisa ia bendung lagi. Seumur hidupnya ia tidak pernah merasakan hal sesakit ini. Bahkan ketika Jovita meninggalkannya dan lebih memilih karirnya, Lucas tidak merasa semenderita ini. Ia sama-sama ditinggalkan, tapi kenapa rasa yang sekarang ini begitu menyakitkan? Rasa bersalah mendominasi pikirannya, sementara rasa rindu begitu menyesakkan dadanya. Bayangan senyum Gisna menghiasi pelupuk matanya. Baru saja kemarin dia menyentuh perut istrinya dan merasakan gerakan kedua bayinya. Dan sekarang ia sudah tidak bisa melihat ketiganya lagi. Ponselnya terus saja bergetar. Nama Jovita tertera di layarnya. Lucas