“Kami akan menuruti keinginanmu. Kamu ingin punya suami, jadi sekarang kami berikan kamu suami. Suami yang pantas untukmu. Dengannya kami tidak akan khawatir kamu tersesat.” “Aku tidak mau. Aku sudah menikah. Su-dah … Me-ni-kah.” Sandra menekan setiap suku kata dari dua kata terakhir yang ia ucapkan. Gadis itu menatap tak suka sang papa. “Kamu sudah menikah?” “Iya. Aku sudah menikah. Aku istri orang. Jadi jangan berharap kamu bisa menikah denganku. Aku tidak pernah ingin menikah denganmu. Apa sekarang sudah jelas? Kalau sudah, pergilah. Kalau kamu memang ingin punya istri, kamu bisa mencari perempuan di jalanan, atau di Club. Kalau kamu butuh bantuan, katakan saja. Aku bisa membantu memilih satu dari wanita-wanita itu.” Sandra berujar panjang lebar sambil menatap pria yang duduk bersama