Dian memastikan penampilannya sekali lagi, pakaian yang di kenakannya tertutup sempurna. Ia masih bersyukur bahwa Liam masih menyesap lehernya. Ia tidak bisa membayangkan si babon itu, melakukan hal yang tidak ia inginkan. Tapi hampir saja, laki-laki itu memperkosanya. Gila, seandainya saja ia tidak merengek karena lapar, ia sudah pastikan sudah tidur dengan si babon, saat itu juga. Dian melirik jam melingkar di tangannya menunjukkan pukul 16.01 menit. Dian memandang atasannya bersiap-siap untuk pulang. "Dian, minggu depan kamu datang ya ke rumah saya," "Ada apa pak," ucap Dian. "Empat bulanan istri saya," "Iya pak, nanti saya datang," "Bawa, pacar kamu yang gondrong itu juga ya, enggak apa-apa," "Iya, pak," ucap Dian lagi. "Ayo kita pulang, sudah jam empat kan," "Iya pak," Dian l

