Kanaya POV Aku menatap Denis sambil tersenyum lembut, merasa hatiku berdesir ketika mendengar suaranya yang nyaris berbisik, "Bolehkah aku menciummu?" Aku menggerakkan tanganku, menahan tawa kecil, 'Bukankah kamu sudah sering menciumku tanpa minta izin? Kamu mencium pipiku, tanganku, bahkan bahuku saat membantu mengancingkan bajuku kemarin.' Denis tersenyum masam, tapi ada sesuatu yang memancar lebih dalam di matanya. "Iya, tapi kali ini berbeda. Sekarang aku minta izin, karena aku ingin mencium bibirmu. Aku kan sudah jadi kekasihmu sekarang. Boleh, ya?" Tiba-tiba, rasa ragu menyelinap ke dalam hatiku. Aku menggeleng pelan dan menggerakkan tanganku lagi, 'Maaf, aku rasa ini terlalu cepat. Bisakah kamu bersabar sebentar lagi, sampai aku benar-benar yakin bahwa keputusanku ini tepat?'