Cemburu

1401 Kata

Denis' POV Dewi mengetuk pintu kamarku, memanggilku untuk makan malam. Aku keluar, dan seketika, hatiku kembali berdebar kencang, seperti badai kecil yang mengguncang dari dalam. Aroma spaghetti buatan Kanaya menyeruak, begitu menggoda, tapi yang benar-benar membuat jantungku bergetar adalah kehadirannya. Rambut panjangnya diikat ekor kuda, ia mengenakan celana pendek dan kaos gombrong sederhana. Kesederhanaannya itulah yang membuatnya terlihat semakin mempesona. Kanaya duduk di meja makan, tenang, anggun, tanpa menyadari betapa hebatnya ia mempengaruhiku. Setiap gerakannya, senyum, anggukan, bahkan bahasa isyarat kecilnya, semakin membuat hatiku berdebar hebat. Tapi, aku tahu, aku harus menghentikan ini. Aku tidak boleh membiarkan perasaan ini tumbuh lebih jauh. Aku mengambil tempat di

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN