PART 41 - RASA MALU. Sepanjang perjalanan pulang, Clarisa membungkam mulutnya. Sementara Bima masih tak henti tersenyum. Mati-matian Clarisa menggigit bibirnya mengingat percakapan mereka di rumah atasannya tadi. "Memang bibir aku se-hot itu ya?" Mata gadis itu bahkan membola dan sekuat tenaga berusaha mencoba menelan salivanya. Karena wajah Bima terlalu dekat dengannya. Apalagi ketika Bima berucap, mata Clarisa sontak menatap bibir Bima yang bergerak-gerak, membuat ambyar semua kosa kata yang ada di dalam otaknya. Hingga ia tertolong oleh suara di belakang mereka. "Astaga, jauhan kali. Masih belum halal!" Ganda menepuk bahu Bima, menyadarkan lelaki itu jika mereka masih di rumah Hendra. Sungguh, Bima menyukai sekali expresi wajah Clarisa. Itu sebabnya ia menjadi ketagihan menggoda