PART 46 - RUMAH BIMA. Bima bernapas lega ketika keluar dari gedung PT. Rajawali. Ia yakin emosi Clarisa sudah surut. Walau ia sempat tegang, khawatir kekasihnya itu berniat minta putus. Tidak. Bima tidak ingin itu terjadi. Ia mencintai gadis ini, dan sudah meyakinkan hatinya jika hanya Clarisa yang akan menjadi pendampingnya kelak. Bahkan kekasihnya itu sudah mulai menerima sentuhannya. Ia selangkah lebih maju. Tangannya bahkan masih menggenggam telapak tangan Clarisa di sela-selanya menyetir. "Terima kasih ya," ucap Bima sambil melirik sedikit. "Kamu sudah percaya sama aku. Dan sudah memperbolehkan aku pegang tangan kamu seperti ini." Jemari Bima mengusap jemari nan lentik itu. "Boleh aku cium jemari kamu?" Bima tetap minta izin, khawatir kekasihnya menolak. Ditanya begitu wajah Cl