Gibran Alexis Pratama

2224 Kata

Alisya menggenggam jemari mertuanya dengan erat, seolah meminta kekuatan dari mertuanya untuk melahirkan anak pertamanya. "Ambil nafas Sya, jangan tegang, hem?" Kata Krystal seraya mengelus jemari menantunya yang sudah terasa dingin, keringat sudah membasahi tubuh menantunya dengan berlebihan. "Bund, sakit," kata Alisya pelan. Air matanya mengalir dengan deras, terus saja membatin untuk meminta maaf pada ibunya yang sudah ia buat kecewa, bahkan setelah kematian orang tuanya itu. "Bantu aku sekali ini saja Tuhan, tolong selamatkan putraku, aku tak apa jika nyawaku lah yang menjadi taruhannya." Gumam Alisya dalam hati. Oek oek. Suara tangisan bayi membuat Alisya tersenyum tipis, menatap ke arah tubuh kecil putranya. Tubuh Alisya melemah, pandangannya mulai tak jelas, dengan sesuatu yan

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN