Adam merangkak pelan mendekati Naswa. Dia tahu kalau Naswa sedang menahan sakit pada bagian perut. Tapi dia tidak peduli. Sambil melirik perut yang dipegang Naswa, ia menyeringai. “A-Adam …” gumam Naswa menurunkan pandangan. Sungguh, ia tidak pernah mendapati Adam bersikap seperti ini sebelumnya. “A-Adam … ja-jangan.” Kedua mata Naswa mulai memerah. Ia takut bila Adam lepas kendali dan melakukan hal yang tidak senonoh terhadapnya. Naswa terpaksa merangkak dan mundur ke belakang. Ia memegang perut yang terasa nyeri kembali. Punggungnya terjebak pada kepala ranjang. Tangan kirinya tidak sanggup menjangkau selimut yang berada di ujung kaki. Melihat ekspresi Naswa yang sungguh lucu, Adam pun mengulum senyum. Dia menarik selimut dengan satu tangan dan menutup tubuh Naswa hingga batas paha.

