Ada perasaan sesak di d**a Naswa saat ia mengingat ucapan wanita itu. Entah harus disyukuri atau tidak. Tapi, Naswa masih ingat dengan jelas kalau wanita itu mengucapkan kalimat fasih. Meski pada akhirnya tahu kalau ia masuk ke ruangannya, lalu wanita itu berkilah seakan tidak mengucapkan apapun yang ia dengar. “Sekarang aku mengerti kenapa kau lebih betah berlama-lama di kantor. Bahkan sebelum menikah pun, kau selalu betah di kantor bukan??” Adam segera mendekati sang istri dengan wajah menyesal, “Tidak, Sayang. Ayo, kita duduk dulu.” “Berhenti, Adam!” Dia langsung berhenti melangkah dengan berat meneguk salivanya sendiri. Sepertinya Naswa memang cemburu. Hanya saja istrinya tidak mau mengakui. Kalau saja benar pekerjanya berdandan rapi demi menarik perhatian mereka sebagai atasan, i

