Napasnya putus-putus, “Si-apa, A-dam?” tanya Naswa mendorong pelan tubuh Adam, ia berniat bangkit. Adam membantu Naswa agar duduk sempurna. Ia merapikan piyama yang tersibak, “Tidak tahu, Sayang. Tetaplah di sini. Aku akan memeriksa,” ucapnya. Naswa menuruti kalimat Adam. Ia terdiam dan mendengus ketika Adam masih sempat mengecup keningnya sesaat sebelum pria itu turun dari ranjang. “Apa tidak bisa kau tidak mengambil kesempatan dalam kesempitan?!” protesnya lalu berbaring di ranjang sambil menutup tubuh dengan selimut. Adam hanya mengulum senyum dan tidak peduli dengan kalimat protesnya. Ia berjalan menuju pintu sambil merapikan piyama yang ia kenakan. Sebelum membuka pintu kamar, Adam melirik ke arah ranjang. Naswa sudah menutup diri dengan selimut. Tingkah wanita mengejek dirinya d

