Sejak malam itu hingga sekarang, Naswa tidak banyak bicara. Jika di hadapan keluarga, sebisa mungkin dia bersikap biasa saja terhadap Adam. Namun, bila sudah berada di ruangan tertutup, Naswa kembali bersikap dingin.
Sikap Naswa memancing rasa kesal Adam. Dia tidak bisa melihat istrinya hanya diam saja, sementara mereka berada di kamar yang sama. Jika ditanya, istrinya baru mau membuka suara. Jika tidak, maka istrinya betah membungkam mulut bahkan sampai malam terlewati.
Karena tidak tahan, Adam beralasan pekerjaan sehingga mereka harus kembali ke New York satu hari lebih cepat. Respon Naswa yang tidak menolak justru semakin mengeraskan hati Adam. Tapi dia harus menahan diri sebentar lagi. Tidak mungkin ia melepas suara di rumah mertuanya sendiri. Takut saja jika istrinya tidak bisa mena
