Menjelang siang Danang Pambudi tiba di kantorku. Dia tidak sendirian, sosok wanita yang sekarang berdiri di sampingnya itu tak urung membuatku tercengang. Bagaimana bisa wajahnya begitu mirip dengan Freya? Dua puluh tahun lagi mungkin seperti inilah Freya. Anggun, masih terlihat cantik dan pendiam. Mirip, sangat mirip. "Maaf kalau kami mengganggu waktu kerja Anda," ucap pria itu sopan. "Tidak apa apa, silahkan duduk!" Aku mempersilahkan mereka duduk di sofa ruang kerjaku. Kalau Danang Pambudi terlihat ramah dan tenang, tidak dengan istrinya yang sepertinya mulai gusar. "Ini istri saya, Martha Lin. Sekarang Anda tahu kan, kenapa saat bertemu di Bali waktu itu saya begitu terkejut melihat calon istri Anda." jelas Danang Pambudi. Aku mengangguk mengerti. Seandainya aku bertemu dengan wan