KEJADIAN malam itu sukses membuat hati dan pikiranku kacau balau. Setiap kali berada di dekatnya aku merasakan gelenyar aneh itu datang lagi, jantung yang bergemuruh, dan tanpa sadar aku akan menatapnya dalam diam lalu berakhir salah tingkah saat ia memergokiku. “Lo nggak apa-apa?” tanyanya. Aku mengatur napas lebih dulu, tak mau tergagap saat menjawab pertanyaannya. “Nggak.” Leo mengernyitkan dahi. “Akhir-akhir ini, lo kayaknya sering mecahin piring atau gelas, ya?” “Ntar gue ganti, deh,” balasku cepat, terlalu cepat. Semua itu terjadi karena aku tiba-tiba grogi saat dia muncul tiba-tiba atau saat dia melihatku tengah memandanginya. “Nggak usah diganti nggak apa-apa, tapi aneh aja. Lo beneran nggak kenapa-kenapa, kan?”Aku menggeleng. “Hm, kalau lo kenapa-napa, bilang sama gue.” Aku m

