Davi sudah bangun beberapa menit yang lain tapi ia tak ingin beranjak dari ranjangnya. Ia malah tampak memperhatikan wajah damai Sabrina yang tertidur pulas. Ia begitu menikmati pemandangan indah di sampingnya. Ia bisa melihat beberapa kiss Mark yang ia berikan di beberapa bagian tubuh Sabrina.
Entah kenapa Davi merasa ingin terus mengulang peristiwa semalam lagi lagi dan lagi. Davi tidak tahu sihir apa yang Sabrina berikan hingga ia begitu candu pada Sabrina. Semalam Davi bisa dibilang cukup mabuk tapi Davi masih sadar dengan semua peristiwa yang ia lakukan bersama dengan Sabrina. Apa dirinya sudah mulai menyukai Sabrina? Tidak.... Davi mengusir semua pikiran itu karena ia tahu sudah ada Sieena di dalam hatinya. Davi pun kembali tidur dan semakin menarik Sabrina dalam pelukannya.
Davi membuka matanya kembali dari tidurnya yang lelap. Ia melihat disamping ranjangnya. Kosong. Hanya itu yang Davi lihat. Davi pun melihat jam di dinding kamarnya. Dan jam sudah menunjukkan pukul 7 pagi. Hari ini hari Sabtu jadi Davi tidak pergi kekantor. Ia pun tak harus buru-buru untuk mandi dan bersiap untuk ke kantor.
Ia pun bangkit dari ranjangnya untuk jalan ke kamar mandi. Baru beberapa langkah ia jalan tiba-tiba ada telepon masuk. Davi pun memutar badannya dan mengambil hpnya.
Kenzo Rainhard. Begitu nama yang tertera di layar HP milik Davi. Tak menunggu lama Davi pun segera mengangkatnya.
" Halo Ken ada apa loe telepon gue pagi-pagi gini?" kata Davi dengan suara khas bangun tidur
" Loe baru bangun?" Tanya Kenzo si seberang telepon
" Kalau loe nelpon gue dan ga ada hal yang penting mending loe tutup teleponnya. Karena gue lagi ga mood buat bercanda." Kata Davi sedikit sebal
"Ok... Ok.... Gitu aja marah. Gue cuma mau ngingetin kalau nanti sore Marcel ulang tahun dan gue harap loe datang. Karena Marcel nunggu kedatangan loe." kata Kenzo Yo the point
Davi hampir lupa dengan undangan ulang tahun Marcel.
" Ok nanti sore gue pasti datang. Dan bilang ke Acel kalau Om Davi pasti datang bawa hadiah yang banyak." kata Davi sumringah
Sambungan telepon di tutup dan Davi masih bingung kado apa yang akan diberikan pada Marcel. Davi pun memikirkannya sambil mandi siapa tahu dia dapat ide kado apa yang akan diberikan kepada Marcel.
Sementara itu di dapur tampak Sabrina sedang sibuk menyiapkan sarapan untuk Davi. Sabrina masih ingat kalau tugasnya disini selain menemani bosnya tidur tapi ia juga harus menyiapkan makan untuk bosnya. Jadi disinilah Sabrina sedang sibuk memasak.
Untuk pagi ini ia lebih memilih membuat nasi goreng dan telur mata sapi. Sabrina bisa menjamin kalau masakannya enak dan layak dimakan. Jadi bosnya tidak akan keracunan bila memakan masakannya.
"Pagi." sapa Davi
"Pagi Davi." jawab Sabrina
Sabrina membawakan kopi di hadapan Davi. Karena ini sudah menjadi kebiasaan Davi sebelum ia sarapan ia harus minum kopi terlebih dahulu.
"Silakan kopinya Dav." kata Sabrina menyerahkan kopinya
"Makasi." Jawab Davi sambil meminum kopi buatan Sabrina
"Sarapannya sudah saya taruh meja makan. Saya mau beres-beres dulu." Kata Sabrina sopan
"Tunggu apa acara kamu hari ini? tanya Davi
"Setelah saya selesai beres-beres, saya akan ke rumah sakit untuk menjaga ibu saya. Apa kamu butuh sesuatu sebelum kamu pergi?" tanya Sabrina
"Setelah ini kamu ikut saya. Saya butuh bantuan kamu untuk mencarikan sebuah kado." kata Davi datar
"Baik. Saya akan bersiap dulu." kata Sabrina meninggalkan Davi
Sabrina tidak menyangka ternyata dia meminta untuk mencarikan kado untuk anak laki-laki usia 2 tahun. Padahal Sabrina sempat berpikir bahwa Davi akan membeli kado untuk pacarnya. Dan disinilah Sabrina dan Davi sibuk mencari kado yang cocok untuk Marcel.
Sebenarnya Sabrina yang sibuk mencari-cari mainan apa yang cocok sedangkan Davi hanya sibuk duduk dan melihat hpnya.
"Kalau ini gimana? Saya kira hadiah ini cocok untuk anak laki-laki umur 2 tahun." Tanya Sabrina
Sabrina memperlihatkan sebuah action figure the Avengers. Sabrina sempat melihat beberapa tetangga rumahnya memainkannya, jadi ia menganggap anak itu pasti juga suka.
"Ok kita ambil ini." kata Davi sambil membawa mainan itu di kasir,
Mereka pun menunggu beberapa saat kadonya dibungkus.
"Saya turun disini aja. Nanti saya bisa naik bis dari sini ke rumah sakit." kata Sabrina merasa tidak enak
Sabrina memang merasa tidak nyaman satu mobil dengan Davi jadi dia lebih memilih naik bis daripada terlalu ngerepotin.
"Biar saya antar sekalian. Lagian ini searah dengan tujuan saya." kata Davi datar
Sabrina tak bisa membantah lagi ia lebih baik diam dan berharap bisa sampai rumah sakit lebih cepat.
"Makasi untuk tumpangannya. Hemmm... Apa saya boleh izin kalau malam ini saya ingin menemani ibu saya sampai besok. Tapi saya janji besok siang sudah sampai di apartemen." kata Sabrina meminta izin
" Ok malam ini saya beri izin. Tapi ingat besok siang saya mau kamu sudah ada di apartemen." kata Davi memberi izin
"Makasi banyak. Pasti besok siang sudah berada di apartemen." kata Sabrina senang
Ia pun segera masuk ke rumah sakit dan menemui ibunya.
Sedangkan Davi masih berada di mobil. Senyum tak lepas dari wajahnya. Entah kenapa ketika Sabrina bahagia dirinya jadi ikut bahagia tapi kalau ia sedih ia jauh merasa sedih.
Apa dirinya sudah mulai menyukai Sabrina?
Apakah Sabrina bisa menggantikan Sienna di dalam hatinya??
Hanya Tuhan dan Davi saja yang tahu bagaimana isi hatinya. Apakah ia sudah bisa membuka hatinya untuk perempuan lain selain Sienna.????...