Sabrina baru saja mengganti baju kerjanya ketika Pak Thomy bos di club tempat ia bekerja sekarang memintanya untuk mengantarkan minuman ke ruangan VIP. Mau tak mau Sabria menuruti apa kata sang bos kalau dia tidak mau dipecat dari sini. Sabrina tahu bekerja disini sangatlah berbahaya bagi dirinya. Apalagi tatapan lapar para lelaki hidung belang yang secara terang-terangan melihatnya penuh lapar. Apalagi Sabrina melihat tampilan dirinya ketika bekerja disini. Kemeja putih yang begitu ketat yang memperlihatkan dadanya yang seksi serta rok hitam pendek yang memperlihatkan kaki putih jenjangnya. Dan penampilannya sungguh sangat menggoda para lelaki untuk menyentuhnya. Tapi untung saja sampai detik ini Sabrina masih bisa menjaga diri. Minimal hingga detik ini ia masih menjaga harga dirinya walaupun ia bekerja di tempat yang bisa dibilang sangat buruk. Sebenarnya Sabrina tidak mau bekerja disini tapi hanya tempat ini yang gajinya besar dan waktu kerjanya yang fleksibel. Sabrina benar-benar sangat membutuhkan uang untuk biaya pengobatan ibunya. Gajinya sebagai Office girl tidak cukup untuk membayar semua biaya rumah sakit ibunya yang dari hari ke hari semakin bertambah banyak. Maka dari itu Sabrina harus bekerja keras agar bisa melunasi semua biaya pengobatan sang ibu.
"Na ini minuman untuk ruang VIP. Loe harus ngelayanin tamu ini dengan sebaiknya. Karena dia salah satu tamu terpenting bagi club ini. Jangan sampai buat tamu ini kecewa. Dan buat dia lapor ke Pak Thomy buat mecat loe."kata Danny bartender club ini
Sabrina kembali menghembuskan nafasnya sebelum masuk ke ruangan itu. Ia tahu bila orang yang memesan ruangan VIP berarti ia adalah tamu penting dan tamu yang sangat royal dengan tempat ini. Karena tamu ini tak segan mengeluarkan banyak uang untuk mendapat pelayanan yang terbaik di club ini.
"Tokkk...Tokkk...."
Sabrina pun masuk dengan membawa nampan yang beberapa minuman yang diberikan Danny tadi.
"Pak Davi...." Kata Sabrina tidak percaya apa yang dilihatnya
Sabrina kaget ternyata tamu istimewa club ini adalah Pak Davi bosnya di kantor. Sabrina segera meletakkan minuman itu di meja.
"Ini minuman pesanan bapak. Kalau ada yang dibutuhkan lagi bapak bisa panggil saya." kata Sabrina bersikap sopan
Ketika Sabrina akan meninggalkan tempat itu, tangannya di tarik oleh seseorang. Dan yang membuatnya panik karena ia terduduk di pangkuan Davi.
Tanpa ba-bi-bu lagi Davi langsung mencium Sabrina. Ciuman yang awalnya lembut berubah menjadi ciuman yang menuntut membuat keduanya tersengal-sengal kehabisan nafas. Davi ga percaya yang baru ia alami hanya dengan berciuman sudah membangkitkan gairahnya begitu saja. Karena ketika ia berciuman atau melakukan hubungan dengan banyak perempuan tak pernah ia merasa candu pada bibir seorang wanita. Tak ada wanita lain yang bisa melakukan kecuali Sabrina wanita di depannya.
Plakkkkk....
Tanpa Davi duga wanita didepannya menamparnya. Dan ia melihat air mata yang jatuh dari mata coklatnya.
"Apa maksud bapak mencium saya? Saya tahu saya cuma pelayan disini tapi saya harga diri. Jadi jaga sikap bapak. Saya bukan wanita yang seperti bapak pikirkan. Bapak jangan pernah samain saya seperti wanita lain. Karena saya bukan wanita seperti itu." Kata Sabrina emosi dengan air mata yang mengalir
Davi pun mendekat ke arah Sabrina.
"Harusnya kamu beruntung bisa menjadi wanita seorang Davi James Smith. Bukan malah menampar saya? Apa kamu mau saya pecat? Berapa harga kamu biar bisa tidur dengan saya." kata Davi tak kalah kasar
" Hahhhhh......."?????
Pertanyaan itu begitu menampar harga diri Sabrina. Ia tahu ia miskin tapi ia ga akan menjual diri untuk mendapatkan uang.
"Maaf pak.... Mungkin saya butuh uang tapi saya tidak akan menjual diri saya untuk mendapatkan uang. Saya permisi dan maaf sudah membuat kekacauan. Dan jika gara-gara sikap saya yang kurang sopan, bapak bisa memecat saya."kata Sabrina dengan berurai air mata
Sabrina pun meninggalkan Davi sendiri yang masih terpaku setelah mendengar ucapan Sabrina. Davi ga menyangka ada wanita yang menolaknya. Kalau wanita lain bahkan menyerahkan dirinya kepada dirinya. Tapi wanita itu menolak seorang Davi James Smith dengan gampangnya. Dan entah kenapa ketika melihat Sabrina menangis seperti tadi seakan-akan Davi merasa tak rela. Ingin sekali ia menarik Sabrina dalam pelukannya.
"Cewek yang menarik." kata Davi menampilkan senyum devilnya
@ kantor Davi
"Apa yang kalian lakukan? Kalian bisa kerja tidak? Masalah seperti ini saja tidak bisa kalian selesaikan."kata Davi marah
Davi sedang memimpin rapat dengan beberapa pegawai. Hari ini suasana hatinya sedang sangat kacau. Dan hampir semua orang yang melakukan masalah walaupun sepele pasti akan kena marah Davi.
"Saya mau kalian segera menyelesaikan masalah ini secepatnya. Dan saya mau besok pagi sudah ada laporannya di meja saya." kata Davi tegas
"Davi, loe kenapa seharian ini bawaan loe marah-marah." kata Pandu sahabatnya sekaligus manajer di perusahaan ini
Tak berapa lama rapat pun selesai dan sekarang tinggallah Davi dan Pandu di dalam ruang meeting.
"Jangan bilang loe masih mikirin cewek di club yang nolak loe itu." Kata Pandu penuh selidik
"Loe bisa diem ga? Kalau loe ga mau gue pecat dari sini." Kata Davi sewot
"Ok....Ok terserah loe aja." Kata Pandu menyerah
Pandu pun tak berkomentar ataupun bertanya lagi pada Davi. Karena ia tahu sahabatnya ini sedang dalam mood yang ga baik. Jadi lebih baik dia diam daripada ia kena masalah. Karena dirinya tak mau terlibat masalah dengan Davi jika suasana hatinya sedang buruk seperti ini.
Davi baru saja menengok Kevin saudara kembar Kenzo yang mengalami kecelakaan. Ketika itu ia melihat dari kejauhan ada seorang yang beberapa hari ini membuat suasana hatinya kacau.
Tapi ada yang aneh, Davi melihat Sabrina sedang menangis setelah keluar dari ruangan dokter. Davi penasaran dengan apa yang terjadi ia pun mencari informasi kepada seorang suster.
Dan sebuah seringai licik terlihat dari wajahnya....
"Aku akan buat kamu datang kepadaku dan memohon." kata Davi penuh janji