Di kediaman rumah Arga. "Arrghhh … sialan! Berani-beraninya dia menampar aku," teriak Arga sambil menyentuh pipinya yang masih berwarna merah. Caroline membantu Arga untuk mengompres luka di pipinya. "Awww … sakit! Tidak bisakah kamu pelan-pelan?!" Teriak Arga, dia terus berteriak seperti orang gila, dia meraih kain kompres itu dan melemparnya dengan sangat kasar. Sejak dia kembali dari rumah Arini, dia terus mengumbar amarah di dalam rumahnya. Kedua istrinya dan putrinya hanya bisa diam dan tidak berani melawannya saat ini. "Ma … Maaf mas, aku tidak bermaksud seperti itu. Sini aku bantu mengobatinya," ucap Caroline. Dia kembali mengulurkan tangannya tapi Arga langsung menepisnya. "Diam kamu! Jangan sekali-kali lagi kamu mengganggu aku. Pergi kamu! Dasar wanita tidak berguna!