“Mau ke mana mereka?” tanya Mila penasaran saat melihat sepasang kekasih itu pergi dengan bergandengan tangan. “KUA… mungkin.” Ulin mengangkat kedua bahu. Tidak yakin sebenarnya. Untuk apa juga mereka ke KUA toh tidak mungkin juga menikah di sana tanpa dokumen pendukung. Sepasang sahabat itu saling tatap sesaat, sebelum gelak tawa mereka meledak. Di susul dengan tepuk tangan riuh orang-orang yang sempat menahan nafas mendapati adegan menegangkan sang pemilik perusahaan dengan seorang wanita cantik. Tante Raya berjalan menuruni panggung dengan digandeng sang keponakan. Wanita paruh baya itu sudah menangis—saat melihat bagaimana akhirnya sang putra, dan calon mantu idamannya akhirnya kembali bersama. Tak kalah lega, dan bahagianya dengan Tante Raya—begitupun yang Kaka rasakan. Sepasang mata