Genggaman tangan Alle tidak lepas sedetik pun dari ketika Sila keluar dari si hitam. Tangan yang begitu hangat saat menggenggam jari jemarinya—membuat hati Sila menghangat. Ia bisa merasakan kasih sayang pria itu yang tersalur dari genggamannya. Aneh? Mungkin. Tapi seperti itulah yang Sila rasakan. Melihat Alle dari samping adalah satu dari beberapa hal yang menjadi favoritnya belakangan ini. Melihat struktur kokoh wajah pria itu, yang terpahat begitu sempurna—menurutnya. Wajah tampan yang selalu bisa menbuat hatinya merasa kebat-kebit, jantung serasa melompat-lompat tanpa ia minta. Lalu senyum pria itu—ah… itu juga favorit Sila. Dulu, Sila berpikir bahwa hidupnya penuh dengan back luck, atau nasib buruk. Menjadi anak produk broken home—dengan sang Papa yang memilih istri ke duanya. Ditin