Sudah menjadi nasibnya untuk terus diketuk-ketukkan pada meja, bolpoin yang biasa digunakan untuk menulis di catatan harian beralih fungsi. Kejadian yang ia alami terasa mustahil, semua berlangsung begitu cepat sampai tidak bisa dibayangkan oleh Beatarisa. Gadis itu menghela napas berat sembari memandang kedua tangan. ‘Kenapa harus terluka di hari pertama menjadi manusia yang sedang membalas budi?’ Bee membatin penuh perasaan putus asa, dia sama sekali tak bermaksud membuat masalah lain dengan mengambil semua serpihan gelas di lantai dengan kedua tangan. Gadis itu hanya tidak bisa berpikir jernih karena merasa jika Deon sedang mendapat berkat dirinya, semua orang mengatakan demikian. Dia menjadi pembawa malapetaka bagia siapa pun di sekitar, apa pria tersebut bercerai pun berdasarkan sis