Yudhis terus menggerakan pinggulnya senakin cepat, Mitha tidak bisa menyuarakan isi hatinya, karena Yudhis memagut bibirnya dengan kuat. Mitha hanya mampu mencengkeram punggung Yudhis, sampai rasa sakit itu perlahan bercampur dengan rasa nikmat yang tidak bisa dimengertinya. Pinggul Mitha merespon gerakan pinggul Yudhis, membuat Yudhis semakin bersemangat untuk terus menyerang pertahanan Mitha. Saat Yudhis melepaskan pagutan bibirnya, napas Mitha terengah, matanya kadang terpejam, kadang terbuka. Mitha mengerang panjang saat pelepasan menghampirinya, seperti ombak yang bergulung menuju pantai. Tidak dapat ia tahan, ia biarkan terlepas begitu saja, sehingga rasa nikmat yang sempurna menghanyutkan perasaannya. Mitha sudah terkapar lemas, tapi Yudhis masih berpacu dengan hasratnya, sampai b