41. Perihal Kue

1522 Kata

"Abang baru tau kalo kalian akrab." Haifa melirik Gea yang saat itu juga meliriknya. Namun, tidak lama. "Nggak sengaja ketemu, sekalian Gea anterin pulang aja. Abang ada perlu apa di sini? Seinget Gea, kita semua nggak sedeket itu, kan, ya?" Deril mendengkus. "U-udah, udah," sela Haifa. Bukannya apa, di sini ada Galen yang sejak tadi memperhatikan. "Karena udah pada di sini, ya udah ... yuk, masuk. Aku bikin teh manis, eh, atau mau kopi?" Di tempatnya, Deril dan Gea saling sinis memandang. Pada dasarnya, kakak beradik itu memang tak satu pun ada yang akrab. Waktu kecil lebih kepada menganggap saudara adalah saingan, begitu besar jadi berasa musuh atau makhluk asing saja. Benar-benar kehidupan yang tidak normal, tetapi justru jadi aneh kalau mereka bersikap normal selayaknya saudara.

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN