"Beneran pulang sekarang, Mas?" Erlang sedang merapikan barang-barangnya, memasukkan ke koper, begitu juga dengan barang Haifa. Ini hari kelima mereka di Bali, harusnya sampai tujuh hari di sana. Namun, Erlang tidak tahan, dia telanjur cemas sendiri pada kondisi kehamilan istrinya. Soalnya di tiap Haifa nangis, nggak mau makan, muntah lagi, Erlang jadi ketar-ketir sambil bingung mesti bagaimana. Dia butuh mama. "Iya, Fa. Kemarin kata dokter boleh, kan? Toh, perjalanan paling dua jam." Syukurnya, bayi dan ibu sehat. Meski mengalami drama kondisi morning sickness, tetapi untuk terbang dari Bali ke Jakarta, dipersilakan. Dokter pun telah mengeluarkan surat izinnya. "Aku kira besok, Mas. Kita belum beli oleh-oleh buat Galen." "Ya ampun, Fa. Kondisi kamu lagi kayak gini, kok, kepikiran