Tiga hari sebelum hari H acara pernikahan Haifa, di kediaman Samarawijaya. "Bang Deril mau ngomong apa?" Iya, abangnya yang itu. Lagi. "Kalau mau bahas soal yakin nggaknya aku sama Mas Erlang, jawaban aku masih sama. Yakin." Bang Deril menunduk sejenak, lalu kembali menatap Haifa. Yang dia julurkan tangannya, meraih jemari sang adik, dalam kamar yang isinya hanya ada mereka berdua. Tentu, kamar Haifa. Sang empu ruang pun jadi bertanya-tanya. Kenapa, nih? Sikap Bang Deril semakin ke sini semakin tidak biasa. "Bilang aja, Bang." Haifa mencoba untuk tetap santai. Ya. Katanya, "Ini mungkin nggak masuk akal bagi kamu, juga sepertinya akan bikin kamu tersinggung, tapi Abang mau lakuin apa yang Abang ucap demi kamu, ya, Haifa. Wallahi, Abang nggak ada niat jahat ke kamu." Haifa merinding