24. Perang Media

1605 Kata

"Sekangen itu?" Haifa mengangguk, memeluk Airlangga, lalu mereka bertatapan. Haifa senyum dan Erlang nyaris mempersatukan bibirnya dengan bibir Haifa andai lagi-lagi telapak tangan Haifa tidak membekapnya. So, Erlang tertawa. "Kamunya mancing-mancing terus," katanya. Pelukan mereka pun dilepas. Haifa mencibir. Lalu mereka masuk mobil, diiringi kekehan Erlang yang belum reda. Di pelataran rumah Haifa. Sepi, kok. Erlang menjemputnya. Siang itu. "Berarti bahaya, ya, bilang kangen? Tau-tau langsung disamperin." Sambil memasang sabuk pengaman. Erlang tersenyum. "Tapi seneng, kan?" "Iya, sih ...." Haifa juga senyum. Berangkatlah mereka, entah ke mana. Jalan saja dulu. Ke mana pun Mas Erlang membawanya, Haifa bersedia. "Ngomong-ngomong, Mas pernah denger soal keluarga kamu. Katanya turun

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN