“Jangan keras-keras! Nanti anakmu kesakitan.” Kaila yang sedang berbaring mencengkeram pinggul Alan. Alan berhenti sejenak. “Tidak akan, Sayang. Aku akan berhati-hati,” ucapnya sebelum kembali menggerakkan tubuhnya. Nafasnya tidak beraturan. Keringatnya membanjiri kening dan punggungnya. Dia merasakan Kaila menjepit dan meremasnya. “Oh, Kai….” erang Alan. “Mmm,,, ya, Sayang. Di situ…” Mata Kaila terpejam. Pinggulnya bergerak seirama. Titik sensitifnya mendapat rangsangan secara simultan. Saraf-sarafnya dimanjakan dengan tepat. Dia merasa akan meledak. Di sisi lain, Alan bisa merasakan dirinya semakin dihimpit dan dihisap dengan kuat. Dia tahu Kaila tidak akan bertahan lebih lama lagi. “Tahan sebentar, Sayang. Aku juga mau keluar.” Alan mempercepat temponya, dan tidak lama kemudia