Aaron berangsur merebahkan tubuhnya di atas sofa. Ia hendak memejamkan mata, untuk mengistirahatkan pikiran serta tubuhnya lebih dulu. Dari lelahnya perjalanan tadi dan dari rasa lelah, dari memikirkan adik, yang entah sedang bagaimana keadaannya. Kelopak mata sudah terpejam. Diri, sudah menyelami alam mimpi. Dan seseorang nampak datang dan duduk pada sofa, dimana tubuh Aaron berada. Tangannya terulur ke bahu dan juga menjalar ke pipinya sambil mengguncang-guncang di sana. "Mas, bangun," ucap suara tersebut sambil mengguncang tubuh Aaron. Aaron memaksa kelopak matanya untuk terbuka. Walaupun sulit sekali rasanya. Dengan kelopak mata yang berat, Aaron membuka sedikit dan melirik sumber suara tadi. "Kenapa sayang? Kenapa di sini? Sana tidur. Ini sudah malam," perintah Aaron, kepada wani