Melsa berlari mengejar pria itu. Bukan untuk memohon. Ia berhenti di pintu depan, tepat saat Alex akan membuka mobilnya dan masuk ke dalam. “Lex, kalo kamu pergi lagi dalam keadaan kayak gitu, saat kamu pulang aku udah ngga ada di sini.” Tangan Alex terhenti. “Terus mau kemana? Nyamperin Reihan lagi?” Tanya pria itu dengan datar. “Emangnya kenapa kalo aku beneran samperin dia? Kamu mau balikan sama Becca lagi, gitu?” Melsa balik bertanya ketus. “Mau ketemuan lagi, sayang – sayangan sama dia di belakang aku?” Alex menutup pintu mobilnya kembali dan mendatangi Melsa. “Maksud kamu apa sih?” Dia tidak suka dengan nada bicara Melsa yang menuduhnya sembarangan. Tapi Alex juga tidak tahu bahwa Melsa sebenarnya sudah lelah dengan sikap pria itu yang selalu seperti ini saat marah. “Kamu kira