Nineteen

1001 Kata

Ulfi diam sedari tadi karena melihat mood Melsa yang berantakan. Ia tidak yakin temannya itu putus atau tidak dengan kekasihnya, Alex. Pasalnya mereka berdua memang sering bertengkar lalu beberapa saat kemudian keduanya akan berbaikan dengan segera. Alex tidak bisa terlalu lama bertengkar dengan Melsa, dan Melsa pun sebaliknya, ia malas menghadapi kerumitan Alex jika sedang marah padanya. Akan lebih mudah bagi Melsa untuk berbaikan dengan pria itu saja, katanya. Setelah kelas usai, Melsa, Ulfi dan Ifa memang berniat untuk berkumpul di kafe langganan depan kampus. Ifa harus menunggu lebih lama karena kelasnya selesai lebih dulu di banding Ulfi dan Melsa. Jus jeruknya sudah hampir habis saat kedua temannya datang menghampiri mejanya. “Udah Mel ga usah di pikirin. Nanti juga lo baikan.” Ifa

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN