Permainan berjalan lancar dan menyenangkan, semua tamu undangan terpingkal-pingkal melihat beberapa peserta kesusahan di atas panggung tapi akhirnya semua selesai dan semua kembali ke tempat. Termasuk Melsa yang langsung menyeret Ulfi duduk di meja mereka. Di tangannya ia memegang sebuah bungkusan berisi hadiah atas partisipasinya di games yang diadakan barusan. Ia menggoyangkan kotak itu untuk meneabk apa yang ada di dalamnya. Keningnya berkerut memikirkan beberapa kemungkinan. “Ah, dompet koin kali ya.” “Pelit amat pikiran lo! Masa reuni akbar gini hadiah gamesnya dompet koin.” Ulfi terbahak-bahak mendengar tebakan Melsa. Melsa menyimpan kotak itu di atas meja dan melihat jam di pergelangan tangannya. Sudah jam 8 lewat, ia terlalu asyik mengikuti rangkaian acara sehingga lupa akan jam