Dewa memperhatikan Kinan yang sedang membuka laci meja samping ranjang. Mengambil sebuah amplop putih yang kemudian diserahkan kepadanya. "Apa ini?" tanya Dewa menerima amplop tersebut lalu membacanya. Kinan tak menjawab. Harap-harap cemas menunggu komentar dari Dewa terkait kehamilannya. Dewa mendongak menatap Kinan yang menggigit bibir dalamnya menanti respon yang dia berikan. "Kamu hamil?" Pertanyaan itu hanya dijawab dengan anggukan kepala. "Beneran?" "Iya. Mana mungkin aku bohong jika di kertas itu sudah jelas tertulis jika aku positif hamil." Sebenarnya Dewa senang mendengarnya, hanya saja masih juga ada yang mengganjal di dalam hatinya. "Jadi ... kamu tadi ke rumah sakit untuk periksa kehamilan?" Lagi-lagi Kinan hanya menganggukkan kepala. "Datang dengan siapa kamu? Kenapa