“Izin, Pak.” sang ketua kelas menganngkat tangannya. “Mohon maaf sebelumnya, untuk kelompok Bintang, Maura dan Febri tidak memungkinkan untuk disatukan karena saya rasa bapak juga sudah mendengar kasusnya. Bukankah lebih baik dipisah saja? Hati manusia tidak ada yang tahu, saya mengkhawatirkan ada salah satu yang terluka.” “Saya tahu berita itu kok,” ucap sang dosen menatap Maura dan Febri bergantian. “Kasus kalian itu sudah jadi rahasia umum, Universitas masih menerima kalian karena orangtua sudah menandatangani perjanjian kalau kalian akan dikeluarkan jika masih melakukan hal yang sama. Kalian tahu bukan? Bagaimana orangtua kalian memohon untuk tidak mengeluarkan kalian dari Universitas ini? Jadi jadikan yang kemaren pelajaran ya.” Keduanya menunduk saat orang-orang menjadikannya pusat